Gaza Makin Gawat! Israel Sumpah Hancurkan Hamas-Iran Warning

Gaza Makin Gawat! Israel Sumpah Hancurkan Hamas-Iran Warning

Jakarta, Sergapnusantara.com- Situasi Jalur Gaza makin gawat. Peperangan sepertinya belum akan berhenti.

Dari laporan terbaru Reuters, Senin (16/10/2023), serangan Israel terus terjadi di wilayah itu. Bahkan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk "menghancurkan Hamas" ketika pasukan daratnya bersiap untuk bergerak ke Jalur Gaza.

"Hamas berpikir kita akan hancur. Justru kita yang akan menghancurkan Hamas," kata Netanyahu ke parlemen Minggu waktu setempat.

Hal sama juga dikatakan militer Israel (IDF) Peter Lerner. Ia mengatakan militer berencana untuk menyerang Hamas dari atas melalui institusi-institusinya.

"Kami tidak meminta perang ini, namun kami akan memenangkannya," kata Lerner.

Dikatakannya pula tentaranya telah menyebar ke komunitas-komunitas di sepanjang perbatasan dengan Lebanon "untuk mengantisipasi potensi peningkatan kekerasan terhadap Hizbullah". Diketahui Hizbullah juga beberapa kali menyerang Israel karena serangan ke Gaza.

Israel sendiri telah mendesak 1,1 juta warga Gaza, yang tinggal di bagian utara Gaza, untuk mengungsi ke selatan sejak akhir pekan. IDF disebut tengah mempersiapkan serangan besar-besaran ke utara, baik dari data, laut maupun udara selama enam jam hingga pukul 20.00 waktu setempat kemarin.

Namun Hamas telah meminta warga mengabaikan pesan Israel. Kelompok itu meminta seluruh warga Palestina, baik di Jalur Gaza maupun Tepi Barat untuk mempertahankan tanah mereka.

Iran Warning

Sementara itu Iran memberi peringatan bahwa perang bisa meluas jika pengepungan Israel di Gaza terus berlanjut. Ini dikatakan Presiden Iran Ebrahim Raisi saat berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

"Situasinya akan menjadi rumit...," kata Raisi dikutip dari Reuters.

Presiden Iran Ebrahim Raisi usai menggelar konferensi pers. (AP Photo/Jason DeCrow)Foto: Presiden Iran Ebrahim Raisi usai menggelar konferensi pers. (AP Photo/Jason DeCrow)
Presiden Iran Ebrahim Raisi usai menggelar konferensi pers. (AP Photo/Jason DeCrow)

"Jika kejahatan yang dilakukan rezim Zionis, termasuk pembunuhan orang dan blokade Gaza, tidak dihentikan," ujarnya mengacu pada Israel.

Macron sendiri berbicara dengan Raisi untuk mendesak Iran agar tidak memicu ketegangan di kawasan atau memberikan dukungan operasional apa pun kepada Hamas. Macron, ujar kantor kepresidenan Prancis, bermaksud untuk menekankan argumen bahwa mengakhiri kekerasan adalah demi kepentingan semua orang, termasuk Iran.

Diketahui, selama akhir pekan, Raisi juga berbicara dengan para pemimpin negara-negara Arab di Irak, Oman dan Qatar. Ia mendesak mereka untuk mendukung warga Palestina di Gaza.

Dia menyebut Israel melakukan "genosida" di Gaza. Ia pun mengkritik Amerika Serikat (AS) atas dukungannya terhadap Israel.

Situasi Gaza Terkini

Hingga Senin ini, serangan udara dilaporkan masih terus bombardera Gaza. Ada beberapa artileri yang dikirim dari posisi Israel, termasuk roket, terutama di Gaza bagian utara.

"Jadi ini adalah garis depan yang sangat aktif. Namun yang menjadi spekulasi semua orang adalah kapan operasi darat ini akan dimulai. Hal ini sudah jelas oleh tentara Israel akan terjadi suatu saat nanti, dengan mengatakan bahwa serangan tersebut akan terjadi dari udara, darat dan laut," muat reporter Al-Jazeera.

Korban jiwa juga terus bertambah dari sisi Palestina. Dari data terbaru Kementerian Kesehatan, sejak 7 Oktober, 2.670 warga Palestina tewas karena serangan udara dan bombardir yang dilakukan Israel.

Al-Jazeera menyebut sebagian besar korban adalah anak-anak dan wanita di Gaza. Setidaknya 9.600 orang juga terluka.

Di sisi Israel, korban tewas mencapai 1.300 orang, di mana lebih dari 3.400 orang terluka. Dengan begitu, jika digabungkan, total korban tewas dari kedua belah pihak mencapai kini hampir 4.000 orang tepatnya 3.970 jiwa.

Gaza sendiri merupakan sebidang tanah sempit yang diapit antara Mesir, Israel dan Laut Mediterania. Wilayah ini telah digempur pasukan Israel sebagai tanggapan atas serangan Hamas akhir pekan lalu.

Sebelumnya, peperangan antara Hamas dan Israel pecah 7 Oktober. Hamas memulai serangan multi-cabang sekitar pukul 6:30 pagi waktu setempat dengan ribuan roket yang ditujukan hingga Tel Aviv dan Yerusalem, di mana beberapa diantaranya melewati sistem pertahanan Iron Dome dan menghantam bangunan.

Baku tembak terjadi hingga malam hari antara pasukan Israel dan ratusan milisi Hamas di setidaknya 22 lokasi Israel. Keadaan pun mulai kacau karena banyak warga sipil yang terlibat dalam baku tembak.

Hamas sebelumnya merilis gambar beberapa warga Israel yang disandera. Juru Bicara Militer Israel, Daniel Hagari, membenarkan bahwa "ada tentara dan warga sipil yang diculik".

Juru Bicara Hamas Khaled Qadomi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kelompok itu melakukan operasi militernya sebagai tanggapan atas kekejaman yang dihadapi warga Palestina selama beberapa dekade. Selain itu, Israel juga diketahui beberapa kali melakukan serangan di wilayah Masjid Al Aqsa, yang merupakan tempat suci Umat Islam.

"Kami ingin komunitas internasional menghentikan kekejaman di Gaza terhadap rakyat Palestina, tempat suci kami seperti Al-Aqsa. Semua hal inilah yang menjadi alasan di balik dimulainya pertempuran ini," katanya kala itu.